Fiksi adalah sebuah Prosa naratif
yang bersifat imajiner, meskipun imajiner sebuah karya fiksi tetaplah
masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan
hubungan-hubungan antar manusia.
Kebenaran dalam sebuah dunia fiksi adalah keyakinan yang sesuai dengan
pandangan pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan. Kebenaran
dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di
dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum, moral, agama, logika,
dan sebagainya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi bahkan dapat terjadi di dunia nyata dan benar di dunia fiksi.
Misalnya seorang perempuan yang membunuh seorang laki-laki yang
memperkosanya tetapi ia dinyatakan bebas dan tidak bersalah atas kasus
menghilangkannya nyawa seseorang-menurut hukum dunia nyata ia harus
tetap di hukum. Sebuah karya sastra haruslah memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir
sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika
membaca sebuah karya sastra.
Unsur ekstrinsik
ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri,
tetapi mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.
Sejarah Perkembangan Karya Fiksi di Indonesia
Pertama kali sebuah karya fiksi yang masuk ke Indonesia merupakan karya novel terjemahan,masa ini dinamakan Sastra Melayu Lama sekitar tahun 1870-an. Pada tahun 1920 terbitlah karya sastra berupa prosa seperti novel, cerpen, drama dan lain sebagainya. Angkatan ini dikenal dengan Angkatan Balai Pustaka, karya karya novelis Indonesia yang terkenal pada masa ini adalah Siti Nurbaya, Salah Asuhan, dan Si Cebol Merindukan Bulan.
Pada masa berikutnya muncullah angkatan Pujangga Baru sebagai reaksi keras atas banyak sensor oleh Penerbit Balai Pustaka. Karya-karya yang terkenal pada masa ini adalah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Belenggu dan Di bawah Lindungan Ka'bah. Lalu muncullah Angkatan '45, angkatan ini lebih realistik dibanding angkatan sebelumnya. Sastrawan yang terkenal di masa ini adalah : Chairil Anwar, Idrus, dan Trisno Sumardjo. Angkatan berikutnya adalah Angkatan 1950-1960. Ciri karya sastra dari angkatan ini di dominasi oleh Cerpen dan Puisi.Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Karya yang terkenal pada masa ini adalah Mochtar Loebis, Ramadhan K.H, dan W.S. Rendra.
Dan berikutnya datanglah Angkatan 1966-1970 yang karya sastranya menganut aliran surealis,arketipe dan absurd. Sastrawan terkenal pada masa ini adalah : Taufik Ismail, Umar Kayam, dan Titis Basino. Kemudian pada dekade berikutnya karya sastra lebih di dominasi oleh roman, angkatan ini dinamakan angkatan 1980-1990. Sastrawan terkenal pada zaman ini adalah Nh. Dini dan Pipiet Senja. dan berikutnya adalah Angkatan Reformasi. Pada masa ini banyaknya karya sastra berupa Novel, Cerpen, dan Puisi yang bertemakan sosial dan politik. Dan terakhir adalah Angkatan 2000-an. Novelis terkenal pada masa ini adalah Andrea Hirata
.
Genre Fiksi
Meskipun sebuah karya tergolong imajiner tetapi ia memiliki golongan yang disebut
Fiksi Non Fiksi (Nonfiction Fiction) Sebuah bentuk karya fiksi yang dasar ceritanya merupakan sebuah fakta.
Yang termaksud kedalam Fksi Non fiksi adalah :
- Historical fiction, adalah fiksi yang dasar penulisannya merupakan sejarah. Novel ini terikat oleh fakta-fakta sejarah, tetapi fiksi ini memberikan ruang gerak untuk fiksionalitas, misalnya dengan memberitakan pikiran dan peraaan tokoh lewat percakapan. Sebagai contoh karya fiksi adalah Bendera Hitam dari kurasan dan Tentara Islam di Tanah Galia karya Darji Zaidan.
- Science fiction, adalah fiksi yang dasar penulisannya fakta ilmu pengetahuan. Sebagai contoh novel ini adalah 1984, karya George Orwell.
- Biographical fiction, adalah fiksi yang dasar penuliannya fiksi biografis. Karya biografis juga memberikan ruang bagi fiksionalitas, misalnya yang berupa sikap yang diberikan oleh penulis, di samping juga munculnya bentuk-bentuk dialog. Sebagai contoh karya biografis adalah Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adams dan Kuantar Kau ke Gerbang dan Tahta untuk Rakyat.