Kamis, 23 Januari 2014

Kanguru-pohon Mantel-emas Satwa Asal Irian yang terancam Punah

      Di Pegunungan Foja Tepatnya di Provinsi Papua rangkaian gunung yang terletak di sebelah utara Sungai Mamberamo di kawasan Papua, Indonesia. Titik tertingginya ialah 2.193 m. Pegunungan ini merupakan bagian dari daerah aliran sungai Mamberamo yang memasok air bersih di seluruh kawasan Papua bagian utara.
        Sebuah suaka margasatwa seluas 1.442.500 hektare berada di pegunungan ini.


Kanguru-pohon Mantel-emas atau dalam nama ilmiahnya Dendrolagus pulcherrimus adalah sejenis kanguru-pohon yang hanya ditemukan di hutan pegunungan pulau Irian. Spesies ini memiliki rambut-rambut halus pendek berwarna coklat muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan. Sisi bawah perut berwarna lebih pucat dengan dua garis keemasan dipunggungnya. Ekor panjang dan tidak prehensil dengan lingkaran-lingkaran terang.

Penampilan Kanguru-pohon Mantel-emas serupa dengan Kanguru-pohon Hias. Perbedaannya adalah Kanguru-pohon Mantel-emas memiliki warna muka lebih terang atau merah-muda, pundak keemasan, telinga putih dan berukuran lebih kecil dari Kanguru-pohon Hias. Beberapa ahli menempatkan Kanguru-pohon Mantel-emas sebagai subspesies dari Kanguru-pohon Hias.


 Kanguru-pohon Mantel-emas ditemukan Pertama kali pada tahun 1990 oleh Pavel German di Gunung Sapau, Pegunungan Torricelli di Papua New Guinea. Populasi lainnya ditemukan di daerah terpencil di Pegunungan Foja, provinsi Papua, Indonesia pada bulan Desember 2005. Spesies ini merupakan jenis mamalia besar baru untuk Indonesia.

 Selain Kekah Pulau Natuna yang terancam punah Kanguru-pohon Mantel-emas juga merupakan salah satu jenis kanguru-pohon yang paling terancam kepunahan di antara semua kanguru-pohon. Spesies ini telah punah di sebagian besar daerah habitat aslinya.

Kekah ( Presbytis Natunae ) , Satwa Endemik Pulau Natuna yang Terancam Punah


Kepulauan Natuna yang terletak di Laut Cina Selatan antara Semenanjung Malaysia, Borneo, Vietnam dan Kamboja. Pada gugusan Kepulauan Natuna, terdapat Pulau Natuna atau Bunguran Besar yang letaknya di bagian dengan koordinat 030 38’ – 040 15’ LU dan 1070 58’ – 1080 25’ BT. Luas pulau sekitar 172.000 ha, dengan panjang 65 km dan lebar 45 km.


 Beberapa hewan endemik dapat ditemui di pulau ini. Kekah natuna Presbytis natunae, kukang Nycticebus coucang natunae, dan kera ekor-panjang Macaca fascicularis pumila adalah tiga primata endemik di P. Natuna. Selain itu, beberapa jenis hewan yang terancam punah seperti duyung Dugong dugong, penyu belimbing Dermochelys coreacea, dan buaya muara Crocodilus porosus juga terdapat di P. Natuna (Chasen, 1935).


 Primata Indonesia yang dikenal secara lokal sebagai Kekah Natuna (Presbytis natunae), adalah salah satu spesies yang paling terancam punah di dunia fauna. Di antara ancaman terbesar adalah hilangnya habitat akibat penebangan, konversi lingkungan mereka di lahan pertanian dan berburu. Jenis primata endemik kepulauan pulau Natuna dan dikenal oleh penduduk asli, karena memiliki nilai jual kembali yang tinggi. The Natuna Kekah dijual antara 300.000 dan 800.000 rupee masing-masing, ini adalah antara 30 dan 80 dolar per spesimen. The Kekah monyet muda memiliki nilai jual yang lebih tinggi serta orang dewasa dan kekah dijinakkan.


 Di Barat dikenal sebagai Surili Pulau Natuna . Spesies dipisahkan dari paha putih Surili Presbytis siamensis oleh Groves pada tahun 2001 dan diklasifikasikan sebagai Presbytis natunae . Ini adalah spesies primata dalam keluarga Cercopithecidae . Ini adalah endemik pulau atau Great Natuna Besar Natuna atau Burguran Island, Indonesia .




Banyak orang ingin Pergi ke Natuna pet Kekah karena mereka merasa senang dan melihat bulu-bulu Unik dari Presbytis Natunae ( nama latin ) dan wajahnya dengan kacamata . Selain domestikasi mereka tampak sederhana , dan lokasi dianggap sebagai prestise yang dia miliki  . Kekah adalah   adalah hewan primata langka yang hanya ada di daerah Kabupaten Natuna yakni pulau Bunguran Besar.. Tentu saja, banyak kasus kematian akibat konsumsi makanan yang tidak pantas .


 Primata ini dianggap musuh petani , karena mereka suka makan buah, daun dan rumput . Dengan hilangnya hutan dan penerapan pestisida untuk lahan pertanian yang diperoleh dengan biaya mereka , monyet ini semakin terancam , situasi diperparah oleh tidak adanya kawasan konservasi di Kepulauan Natuna , yang Presbytis natunae .Jika tidak, dalam jangka pendek Natuna kepulauan Kekah menderita kepunahan , dan dunia akan kehilangan primata endemik Indonesia .