Sabtu, 15 Desember 2012

Kenaikan Permukaan Laut Dunia


                                   Indonesia Kehilangan 26 Pulau

 Kerusakan lingkungan, terutama  akibat penambangan pasir laut dan abrasi dianggap sebagai biang keladi lenyapnya secara fisik 26 pulau di Indonesia.  Dari 17.506 pulau, kini jumlahnya melorot  menjadi 17.480 pulau. Data ini dihimpun oleh Departemen  Kelautan dan Perikanan, yang  masih terus melakukan pendataan dan akan selesai dirangkum tahun 2009 mendatang. Hilangnya pulau-pulau ini semakin kentara  sejak  8 tahunan lalu, pada saat penambangan pasir laut semakin marak. Yang menjadi kekhawatiran Departemen Kelautan dan Perikanan adalah jumlah pulau yang hilang diperkirakan semakin menjadi dengan adanya  perubahan iklim.  Diperkirakan hingga tahun 2030,  akan hilang sekitar 2000 an pulau di Indonesia, bila tidak dilakukan pencegahan sedini mungkin.  Kembali Hutagalung: “Pemanasan global telah mengakibatkan kenaikan air laut. Di Jakarta saja 5 hinga 8 milimeter tiap tahunnya. Ini serius untuk masa depan. Diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan 25 tahun ke depan lah, lebih dari 2000 pulau yang akan tenggelam. “Departemen Kelautan dan Perikanan menyatakan perlindungan laut juga merupakan faktor penting dalam memperlambat perubahan iklim. Apalagi, terumbu karang, padang lamun, dan biota laut lainnya dapat menyerap karbondioksida sebanyak 246 juta ton per tahun. Untuk itu, Departemen Kelautan dan Perikanan akan mengupayakan bantuan perlindungan kelautan Indonesia dalam Konferensi Iklim Internasional yang akan berlangsung di Bali Desember mendatang.
 http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,2977544,00.html
  
    Desa di Alaska menerima bantuan untuk relokasi karena perubahan iklim

 Desa di Newtok dan 400 penduduk Yupik Eskimo menerima US$3 juta dari negara bagian Alaska, AS untuk membantu merelokasi diri mereka ke tanah yang lebih aman dan lebih tinggi. Dari 213 desa asli di Alaska, kurang lebih 86 persen daerahnya sudah dapat dilihat fenomena mencairnya es secara permanen, es abadi yang tenggelam, banjir besar, badai yang hebat, dan erosi daerah pantai. Enam desa harus mengambil tindakan segera untuk memastikan keselamatan penduduknya. Dengan dana bantuan dari negara bagian, penduduk Yupik Eskimo di Newtok sekarang dapat mulai membangun kembali desa di tanah yang lebih tinggi dan lebih terlindungi. Pemerintah mengalokasikan tambahan US$13 juta untuk perlindungan Desa Yupik yang rapuh di tahun berikutnya.
http://ap.google.com/article/ALeqM5iWeAsairnfC4lqysPZN42yNHRUgAD91924D00


  Selandia Baru membantu penduduk Pulau Kiribati dalam menghadapi perubahan iklim

 Karena kenaikan permukaan air laut,  94.000 orang yang tinggal di Pulau Kiribati yang ada di daratan rendah harus memindahkan rumah mereka. Presiden Kiribati, Anote Tong telah menyampaikan ucapan terima kasihnya atas bantuan Selandia Baru yang mengizinkan keluarga Kiribati yang terkena dampak ini untuk berimigrasi dan berharap agar negara lain akan bertindak sama. Selandia Baru dan Kiribati juga telah menandatangani deklarasi bersama yang akan menyediakan Kiribati US$30 juta dalam pendanaan untuk upaya seperti proyek kota yang berkelanjutan.
http://www.radioaustralia.net.au/news/stories/200806/s2269300.htm?tab=latest


 Orang Kanada di barat daya Kolombia bersiaga terhadap kenaikan permukaan laut



 Laporan baru dari pemerintah federal Kanada mengatakan bahwa kenaikan permukaan laut satu meter dapat memberi dampak kepada 220.000 orang yang hidup di area pantai Vancouver. Permukaan air laut telah naik 4 sampai 5 mm setiap tahunnya. Laporan juga menyatakan bahwa jika air laut terus naik, maka 4600 hektar lahan pertanian dan 15.000 hektar area pemukiman di Kolumbia akan terkena banjir. Lois Jackson, walikota dari Delta, Kolombia, berkata: “Fenomena ini sekarang telah terjadi, dan bukan teori lagi.”
http://www.canada.com/theprovince/news/story.html?id=9d54cfd8-874f-4c89-bd64-f3f7e2b17bd1&k=25491



                         Pulau Tuvalu di Jepang Hampir Tenggelam

 Ahli lingkungan Jepang, Shuichi Endo sedang mencoba mengambil photo Pulau Tuvalu yang dihuni oleh 10 ribu orang di negara kepulauan Pasifik untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman serius dari penduduk di Pulau Tuvalu. Pulau ini terletak hanya beberapa meter di atas permukaan laut dan terancam tenggelam karena permukaan air laut  naik secara signifikan karena pemanasan global.
http://www.abc.net.au/ra/news/stories/200803/s2196990.htm?tab=pacific


                    Garis Pesisir Pantai Skotlandia Terkikis Akibat Perubahan Iklim

 Pemerintah Skotlandia mengeluarkan laporan yang menyatakan erosi di pesisir sepanjang 740 mil, bersama dengan naiknya permukaan air laut. Air yang berubah menjadi semakin asam juga membahayakan satwa liar. Richard Lochhead, sekretaris kabinet urusan pedesaan dan lingkungan berkata tentang situasi darurat ini, “Ini terjadi sekarang dan kita harus bertindak.”
http://news.scotsman.com/scotland/740-miles-of-Scottish-coast.3960702.jp

  
 Tingkat Kenaikan Air Laut Mungkin Lebih Tinggi Daripada Prediksi Sebelumnya

 Selama konferensi ilmu geologi Eropa, ilmuwan-ilmuwan memprediksi bahwa mencairnya lapisan es dan memanasnya air laut bisa menaikkan ketinggian air laut sebesar 1,5 meter. Ramalan ini tiga kali lebih besar daripada yang dilaporkan oleh Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (IPCC) tahun lalu. Temuan ini telah menaikkan keprihatinan dari para imuwan maupun para pemerintah dari negara-negara yang ada di tepi pantai  dan kepulauan. Dr. Benjamin Fong Chao adalah Dekan dari Institut Ilmu Bumi di Universitas Nasional Pusat di Taiwan serta mantan peneliti di NASA mengatakan: "Salah satu dampak utama dari pemanasan global adalah peningkatan level air laut. Hal ini benar-benar menjadi masalah yang serius karena bagian penting dari peradaban kita berada beberapa meter di atas permukaan laut. Jadi kenaikan air laut berapa pun dan kapan pun akan mempunyai dampak yang besar bagi ekonomi dunia dan kehidupan manusia. Sebagai negara kepulauan, Taiwan seharusnya sangat bersungguh-sungguh dengan masalah ini. Selain itu permukaan laut seperti thermometer yang menunjukkan keseriusan dari pemanasan global. Dalam pandangan itu, masalah kenaikan air laut harus dimonitor dari dekat." Berdasarkan analisis terakhir yang dilakukan oleh tim Inggris-Finlandia, permukaan laut selama 2000 tahun telah stabil. Pengukuran menunjukkan peningkatan hanya 2 cm di abad ke-18 dan 6 cm di abad ke-19, tapi tiba-tiba menjadi 19 cm atau lebih dari setengah kaki di abad yang lalu. Hal ini karena mencairnya lapisan sungai es. Bagi ahli iklim, angka yang kecil ini sangatlah berarti, dengan implikasi yang lebih kompleks dari yang dimengerti sejauh ini.

 Kepulauan Torres Strait Dilanda Kenaikan Level Laut Karena Perubahan Iklim

 Setengah dari penduduk kepulauan Torres Strait 18 Australia mengalami banjir dalam dua tahun terakhir sebagai akibat dari air pasang yang terus-menerus. Penduduk lokal percaya bahwa peningkatan banjir yang terus-menerus ini disebabkan oleh pemanasan global. Dr. Donna Green, seorang ilmuwan di Universitas New South Wales Australia, telah memulai bantuan secara pribadi kepada penduduk dengan mengatur lokakarya dan pertemuan untuk membantu mereka beradaptasi terhadap pengaruh perubahan iklim. Saat ini ada diskusi tentang berpindah ke area yang lebih tinggi sebagai satu-satunya cara melindungi mereka dari naiknya permukaan air laut.
http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/sinking-without-trace-australias-climate-change-victims-821136.html

 Desa-desa Pantai di India Timur Akan Tenggelam

 Kenaikan permukaan air laut sehubungan dengan perubahan iklim telah mengakibatkan lebih dari 100 keluarga dari Desa Satabhaya dan Kanhupur mencari tempat penampungan di pedalaman. Air diperkirakan telah naik paling sedikit 9 meter ke arah Desa Kanhupur hanya tahun ini saja dan telah membanjiri rumah-rumah, lahan pertanian, sekolah dasar, dan sumur yang digunakan oleh penduduk setempat. Di Satabhaya, sebuah kuil berusia 800 tahun yang berdiri dua kilometer dari laut 10 tahun yang lalu, sekarang berdiri di atas air pada waktu pasang.
http://southasia.oneworld.net/article/view/160270/1




0 komentar:

Posting Komentar